SIARAN PERS

(Refleksi) Delapan Belas Tahun bersama Warga

Dibaca 2 Menit

Proses bergiat bersama warga yang telah dilakukan oleh Combine Resource Institution (CRI) telah mencapai usia delapan belas. Angka tersebut bukan usia yang pendek untuk lembaga yang bergiat dalam isu-isu sosial. Tahun 2019 menjadi salah satu momentum baik bagi CRI untuk merefleksikan proses yang selama ini telah dilakukan bersama warga. Untuk memperingati hari lahir yang diperingati setiap tanggal 21 April, CRI akan menggelar rangkaian kegiatan diskusi dan lokakarya. “Kami akan menyelenggarakan tiga diskusi dan satu lokakarya pada 29 April-03 Mei 2019,” jelas Maryani, Koordinator HUT CRI 2019. Selain sebagai peringatan hari ulang tahun, kegiatan ini juga menjadi wujud refleksi atas kerja-kerja yang telah dilakukan selama ini

 

Sejak tahun 2001, CRI telah bekerja bersama warga di lebih dari 20 provinsi di Indonesia. Sejak itu CRI terus berupaya mendorong pengembangan media komunitas dan pemanfaatan Teknologi Informasi-Komunikasi (TIK) oleh warga agar dapat mengelola informasi, data, dan potensi sumber dayanya. Lewat penguatan informasi dan data, warga diharapkan mampu melindungi, memenuhi, dan memajukan hak-haknya sebagai warga negara.

 

CRI mempunyai visi terwujudnya warga yang berdaya dalam mengelola informasi oleh komunitas untuk pemenuhan hak sosial, ekonomi, dan politik yang berlandaskan kearifan lokal melalui penyediaan sumber daya berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa isu penting yang kami geluti adalah mengenai media warga, sistem informasi desa hingga literasi digital.

 

Sebagai upaya untuk merefleksikan kembali kerja-kerja yang telah dilakukan, kami mengangkat isu-isu tersebut ke dalam tiga diskusi dan satu lokakarya. Pada hari pertama, 29 April 2019, CRI akan menyelenggarakan lokakarya keamanan digital bagi kelompok perempuan di Desa Panggungharjo, Bantul, Yogyakarta. Penyelenggaraan lokakarya ini adalah salah satu respons kami atas perkembangan teknologi digital yang belum diimbangi dengan literasi digital yang memadai. Kelompok perempuan dipilih karena mereka adalah elemen warga yang paling rentan menjadi korban dalam aksi-aksi kejahatan berbasis digital.

 

Di hari kedua, 30 April 2019, menjadi waktu untuk menyebarluaskan gagasan mengenai open knowledge atau pengetahuan terbuka, terutama dalam bidang TIK. Diskusi publik ini berfokus pada isu pengetahuan terbuka sebagai media pemenuhan hak warga untuk mengembangkan diri dan mendapat kehidupan yang layak. Salah satu wujud pengetahuan terbuka yang kami prakarsai adalah aplikasi Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya yang berbasis open source (sumber terbuka).

 

Sejak dikembangkan pada tahun 2008, kini kami tengah menganalisis pemanfaatan sistem informasi desa dalam perspektif pemenuhan hak asasi manusia di Desa Murtigading, Bantul, dan Desa Nglegi, Gunungkidul. Analisis tersebut dilakukan melalui penelitian yang telah dilakukan oleh CRI pada tahun 2018. Temuan-temuan tersebut akan diulas dalam diskusi di hari ketiga, 2 Mei 2019 dengan melibatkan aktor-aktor yang terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan SID Berdaya.

 

Sebagai pamungkas, kami mengadakan seri perdana diskusi “Suka Duka di Tanah Jogja” dengan mengangkat tema sampah. Sampah adalah isu penting dalam kehidupan sehari-hari karena melekat dalam seluruh aktivitas manusia namun menjadi masalah tidak dikelola dengan tepat. Sampah juga sempat menjadi perbincangan menarik di Yogyakarta ketika tempat pembuangan sampah di daerah Piyungan sempat ditutup. Adapun, diskusi ini akan membahas cerita-cerita penting sekaligus unik mengenai pengelolaan sampah di Yogyakarta.

 

Seluruh kegiatan ini akan digelar di Limasan Griya Jagadhaya, Jl. KH Ali Maksum 183, Pelemsewu, Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

 

Untuk lebih jelas, agenda kegiatan dapat dilihat di bawah ini:

 

Lokakarya Terbatas

Kemananan Digital bagi Kelompok Perempuan

Senin, 29 April 2019, pukul 10.30 – 13.30 WIB

 

Diskusi

1. Diskusi Publik ’Pengetahuan Terbuka, Membuka Pengetahuan’

Selasa, 30 April 2019, pukul 12.00 – 16.00 WIB

2. Diskusi Publik ‘SID Berdaya, Cuma Proyek Sesaat atau Sungguh Bermanfaat?’

Kamis, 02 Mei 2019, pukul 12.00 – 16.00 WIB

3. Suka Duka di Tanah Jogja: Sampahmu Rejekiku (?)

Jumat, 03 Mei 2019, pukul 14.00 – 16.00 WIB

Related posts
ARTIKELBERITA

Tingkatkan Literasi Digital Dan Mitigasi Kebencanaan Bagi Komunitas Sekolah Dasar Di Pesisir Jawa Selatan

Combine Resource Institution atau CRI melaksanakan program Peningkatan Jaringan Internet Sekolah & Keamanan Pelatihan Internet Bagi Guru, Orangtua, dan Murid di Wilayah…
ARTIKELBERITA

Intensif Pelajari Teknis, 129 Desa di Kabupaten Buleleng Siap Manfaatkan SID Berdaya

Perjalanan penerapan Sistem Informasi Desa (SID) Berdaya di Kabupaten Buleleng telah melalui tahapan pelatihan teknis. Sebanyak 129 desa yang tersebar dari berbagai…
ARTIKELBERITA

18 Desa Percontohan, Simpul Belajar SID Berdaya di Buleleng Bali

Proses pembelajaran awal 18 desa percontohan tengah sampai pada tahap evaluasi. Masing-masing perwakilan desa saling berbagi saran dan peran guna tindak lanjut…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *