Pengembangan potensi ekonomi lokal, khususnya di pedesaan, mengalami banyak sekali hambatan. Hambatan klasik yang selalu dikeluhkan misalnya kekurangan modal, kekurangan keterampilan, dan rendahnya kualitas produk. Berbagai upaya sudah dan sedang dilakukan untuk menyelesaikan masalah klasik tersebut, misalnya dengan bantuan kredit mikro, pelatihan-pelatihan, dan lain sebagainya.Jika ditilik lebih dalam, permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku ekonomi usaha kecil sebenarnya jauh lebih kompleks dibanding dengan persoalan klasik yang sering dikeluhkan tersebut. Misalnya saja soal ketimpangan struktur transaksi yang terjadi, contohnya para petani selalu menjadi korban dalam rantai perdagangan dan para pengusaha atau tengkulak selalu mendapat untung terlepas dari keadaan apapun yang terjadi. Belum lagi dalam soal yang lebih makro, dimana para pelaku usaha ekonomi kecil tidak mendapat perlindungan yang layak dalam persaingan bebas yang terjadi.
Selain dua soal di atas, ada juga permasalahan di bidang ketersediaan informasi dan jaringan komunikasinya yang mampu mendukung perkembangan para pelaku ekonomi usaha kecil. Sederhananya, para pelaku ekonomi usaha kecil tidak memiliki suplai informasi seperti layaknya para pelaku perbankan, valas, industri-industri besar, dan lainnya. Sehingga keputusan yang diambil tidak didasarkan pada informasi yang cukup, dan juga tidak punya banyak pilihan karena keterbatasan informasi tersebut.
Informasi dan komunikasi yang dimaksud bisa juga dapat mempersingkat rantai dagang sehingga harga di para pelaku ekonomi usaha kecil tersebut tidak ditekan habis-habisan oleh para pengusaha atau tengkulak. Selain itu, diperlukan informasi-informasi untuk mengembangkan usahanya yaitu tips-trik, pengetahuan, perkembangan mode atau tren terkini, analisis pasar, konsultasi pakar, forum tanya jawab, kerja berjaringan, dan lainnya.
Pasar Komunitas lahir untuk berperan di bidang informasi dan komunikasi yang mendukung perkembangan para pelaku ekonomi usaha kecil. Pasar Komunitas adalah jaringan informasi yang ditujukan untuk penguatan ekonomi di pedesaan. Pasar Komunitas ingin membangun jembatan antara pelaku ekonomi usaha kecil dengan para produsen yang berdasarkan atas prinsip keadilan dan transparansi.
Pasar Komunitas yang sudah berumur 1,5 tahun ini perlu ditinjau kembali dengan pertanyan besar apakah Pasar Komunitas telah berada pada jalur yang tepat dan strategis untuk mengembangkan ekonomi di pedesaan. Pertanyaan besar inilah yang mendasari diadakannya pertemuan ini.
Tujuan
- Melihat kembali tentang pengembangan ekonomi pedesaan baik secara teoritis maupun dari pengalaman lapangan
- Meninjau ulang mengenai Pasar Komunitas, apakah yang telah dikerjakan selama ini sesuai dengan kerangka besar pengembangan ekonomi pedesaan?
- Menggali feedback dari para peserta untuk menguatkan Pasar Komunitas pada khususnya, dan pengembangan ekonomi pedesaan pada umumnya.
Cakupan Kegiatan
- Mengindetifikasi para ahli dalam pengembangan ekonomi pedesaan.
- Melakukan diskusi awal dengan para ahli tersebut
- Menyiapkan materi-materi untuk mendukung pelaksanaan diskusi
- Pelaksanaan diskusi
- Merekam dan mengolah hasil diskusi untuk dikembangkan menjadi bahan-bahan penyempurnaan Pasar Komunitas
Output
- Mendapatkan feedback dari para ahli mengenai pengembangan ekonomi pedesaan dan Pasar Komunitas
- Feedback dikelola menjadi bahan penyempurnaan Pasar Komunitas dan pengembangan ekonomi pedesaan
Outcome
Pasar Komunitas mampu menjadi jaringan informasi yang mampu mengembangkan potensi ekonomi di pedesaan berdasarkan prinsip keadilan dan transparansi.
Waktu Pelaksanaan
23 September 2010
Peserta Kegiatan
- Para Pakar Ekonomi, E-commerce, dan Pakar Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
- Tim Pasar Komunitas
- Anggota Pasar Komunitas
- Manajemen CRI
- Board CRI
Daftar Pakar yang diundang dalam Review Pasar Komunitas
- Nukman Lutfi (Pakar E-commerce)
- Muklas (mantan Kepala Dinas Peternakan kab. Lombok Barat, pemerhati radio komunitas)
- Denny Herlambang Slamet (ABC Radio Australia)
- Awan Santosa (Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM)
- Hidayat Albanjari (GTZ)
- Amir Fansyuri (Apikri)
- Perwakilan anggota Pasar Komunitas dari Sumbing Inti
- Perwakilan anggota Pasar Komunitas dari Lintas Merapi
- Investor Pasar Komunitas
- Dompet Dhuafa
- Kawi Budisetio (Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil/PUPUK)
Fasilitator